Tidak mencerminkan mahasiswa yang faham demokrasi seutuhnya

Let's talk about democracy

UIN Sunan Kalijaga baru saja selesai Pemilwa. Ya, pemilu adalah bagian dari demokrasi, demikian pula partai, fanatikus, simpatisan, dan kader adalah bagian darinya.

Namun ada beberapa perangkat lain yang juga ikut serta dalam demokrasi yang tabu dibicarakan orang-orang yang berkecimpung didalamnya, adalah kericuhan, hipokrit, ingkar, hati yang keras, adab yang buruk, tidak punya standar jelas, dan yang paling parah adalah kesyirikan, ya berlaku syirik terhadap Allah Ta'ala terkait kewenangan membuat hukum.

Mengapa saya katakan hipokrit dan syirik?
Sudah menjadi hal yang lazim di UIN ini Al Quran dan hadits ditafsir sesuai "konteks" nya, atau bahasa ekstrimnya "semau udel dewe". Saya katakan lazim berarti hampir semua atau mayoritas. Terlebih kaum aktivis demokrasi yang hobi sekali demonstrasi di "Pertigaan Setan" atau yang hanya sekedar asal njeplak kritik sana sini.

Para penganut demokrasi ini lucu bin jahul. Al Quran boleh ditafsir semaunya agar sesuai dengan ideologi (agama) demokrasinya. Tidak jarang ada kaum fundamental atau yang biasa disebut "kaum normatif" / "kaum tekstual" (maksudnya yang berpegang teguh pada Al Quran & Hadits sesuai metode salaf) yang dikritik tafsirnya dan pendapatnya lantas kaum demokrasi berpendapat sendiri untuk membenarkan pendapatnya dengan cara menanamkan doktrin:

"Jangan merasa benar sendiri, jangan sak klek dengan teks, perlu ditafsir agar sesuai kebutuhan zaman, jangan merasa benar sendiri tafsirnya, nikmatilah status kehambaan, jangan egois spiritual"

Tapi uniknya dan ini alasan saya katakan hipokrit, ketika ada kelompok/ partai menerjemahkan demokrasi lalu kelompok lainnya (yg tersinggung atau yang berseberangan tafsir)  mencak-mencak dan mengatakan "Tidak mencerminkan mahasiswa yang faham demokrasi seutuhnya" (padahal hanya karena bendera partainya dibakar) -> ngutip judul tulisan mereka sih. Mungkin mereka lupa, kalo di Pertigaan Setan itu mereka juga mbakar ban, menghalangi jalan, bikin kerusuhan dll dll dll (yang tentu tidak sesuai dengan tafsiran demokrasi kelompok lain) Paling setelah baca tulisan ini langsung bantah "Ini kan bla bla bla...", terserah deh itu cuma akal-akalan mereka saja. Semua bisa dibenarkan dengan pembenaran mereka.

Uniknya lagi, mereka sampe rela bunuh-bunuhan demi sesembahan mereka (demokrasi) dengan main tangan ke orang yang mengkritiknya (perhatikan kasus kerusuhan dialog di Multi Purpose menjelang Pemilwa). Lengkap sudah ke-hypocrite-an mereka. Di lain waktu mereka mengkritik ISIS atau kaum Jihadis yg membunuh orang kafir dengan tuduhan "Islam Fanatik". Tapi dilain sisi mereka sendiri fanatik dengan demokrasi sampai rela bunuh-bunuhan karenanya.

Ya, itulah seperangkat demokrasi. Penuh keculasan dan kedunguan.
Tulisan ini bukan dalam rangka membela ISIS atau persetujuan saya atas sistem demokrasi.
---------
Penyusun: Adib R