Meletus Balon Hijau

14 Januari 2016, Meletus balon hijau di jl. Sarinah, Thamrin, Jakarta. Balon yang bukan sembarang balon, Tapi metafora untuk segala sesuatu yang bisa mbledos mengacaukan hati banyak orang. Info sementara dari berita, Korban tewas total 10 orang, Termasuk pelaku dan pak polisi. Korban luka belum diketahui pasti. Semoga tidak banyak.

Saya ga punya TV, Minimal TV nya belum dipasang sejak 2 bulanan lalu pindahan dari Jogja ke Jatinangor, Jadi ga banyak nyimak drama terorisme yang digoreng dengan baik oleh banyak pihak termasuk saya ini, Yang memanfaatkan isu diatas demi meramaikan blog saya yang belum pernah dipublish.

Sebetulnya saya sempatkan menulis disini karena saya dapat kalau kabar pak Ansyad Mbaai menyarankan setiap orang orang pulang dari Suriah segera ditangkap. Entah apapun urusannya, Pokokmen tangkep dulu ! Menyimak ucapan beliau tersebut saya jadi geli-geli basah. Geli karena mosok bapak terhormat itu ngomongnya gitu, Sapu bersih segala yang berkaitan, Lalu proses belakangan. Dan basah karena pas nulis lagi ngiler liatin donat di depan laptop.

Lha piye pak ? Apa ndak malu sama masyarakat ? Asas praduga tak bersalah yang biasa digembar-gemborkan oleh aparat kita yang tercinta itu hendak dikemanakan ? Kesel silakan, Curiga monggo, Tapi membabi buta ya jangan tho pak !

Saya ngaku wae memang Suriah merupakan tempat ideal berlatih segala bentuk kemiliteran. Dari yang paling remeh temeh seperti belajar nembak, Bongkar pasang senjata, Mengenal jenis senjata, Sampai yang agak berat macam merencakan serangan dan operasi intelejen. Kondisi ideal demikian memang patut didatangi oleh semua orang yang berminat pada kemiliteran, Dengan motifnya masing-masing. Entah karena alasan sepele kebanyakan nonton film perang dan pingin merasakan suasana real medan perang, Atau sekedar terusik emosi keagamaannya melihat penderitaan sesama muslim di Suriah dan negeri-negeri lain, Atau malah memang pingin berlatih militer dengan alasan-alasan tertentu macam mau bikin rusuh di negeri sendiri kalau balik nanti

Yang jelas kalau sampai rencana bapak itu dijalankan, Berarti beliau atau operator rencana beliau lupa bahwa di Suriah, Meski sama-sama teriak Allahu Akbar, Ternyata ada tiga kelompok Islam yang saling berperang, Atau minimal sengit-sengitan. Antara pejuang Free Syrian Army yang liberal sekuler pro demokrasi, Dengan pejuang Jabhah Nushrah yang adalah anak ideologis dan ciptaan Al-Qaeda, Dan ISIS sianak haram Al-Qaeda yang menjadi wadah perjuangan takfiri sedunia. Antara mereka bertiga terjadi saling bunuh lho pak ! AlhamdulIllah nya 2 kelompok yang pertama diatas sekarang sudah akur, Duduk bareng perang bareng melawan 1 kelompok terakhir yang mbalelo.

Setiap orang yang ke Suriah pasti membawa motif dan kecenderungannya sendiri. Ada yang pro FSA, Ada bobotoh faksi Islamis seperti Ahrar Syam atau Jaisyul Islam atau Jabhah Nushrah, Ada pula yang pendukung sejati ISIS. Nah para pendukung kelompok terakhir inilah yang perlu diwaspadai setiap pemerintahan di seluruh dunia, Kecuali pemerintahan ISIS sendiri di Raqqah. Lha wong negaranya mereka sendiri kok. AlhamdulIllah saya pribadi cuma ngefans sama perjuangan warga Suriah, Ga pernah fanatik pada salah satu kelompok pun. Slogan saya dari udah jelas :
"Dukung jihad, Jangan dukung kelompok. Sebab kelompok bisa salah, Sedangkan jihad ga pernah salah"

Dari peta ideologi, Mestinya pemerintah dimanapun bisa memilah mana yang bahaya dan mana yang 86 ndan. Kenapa ? Lha jelas, Fanatik FSA ga mungkin mengadakan aksi menyerang negara atau simbol demokrasi. Mereka sendiri sedang berjuang menegakkan syariat Islam yang tidak bertentangan dengan demokrasi. Sek sek... Islamis Demokratis ? Piye kuwi ? Lha jangan tanya saya yang juga bingung ini ! Dan Indonesia secara serampangan saya kategorikan sebagai negara demokratis Islamis yang mesti cocok sama ideologi simpatisan FSA itu. Jadi sudahlah, Coret saja para simpatisan FSA ini sebagai terduga teror
Wes ra mungkin insyaAllah !

Lalu gimana dengan pro Al-Qaeda ? Bung, Melek dong, Jangan hidup di masa lalu. Anak alay bilang : Move On ! Al-Qaeda sekarang beda dengan Al-Qaeda dulu. Konsep terorisme sudah mereka hapus dari daftar strategi melawan Amerika dan para pendukungnya. Begitu pula para takfiri yang dulu banyak bercokol disitu sekarang pada minggat semua ke ISIS. Bahkan ironisnya, Si anak durhaka itu sekarang banyak membantai para pendukung Al-Qaeda. Ancaman "Baiat atau jadi mayat" mereka tujukan pada siapapun, Termasuk petinggi dan pasukan Al-Qaeda. Jadi jangan heran kalau nanti ada bung dengar ISIS memenggal kepala anggota Al-Qaeda, Atau Al-Qaeda membom bunuh dirimarkas ISIS. Itu termasuk berita dan keniscayaan yang mesti sampean hadapi hari ini, Bahwa polarisasi, Pembersihan barisan, Serta perpecahan yang menuju pada persatuan, Terjadi sebagai salah satu tanda kiamat, Dimana antara kebenaran dengan kebatilan akhirnya akan berpisah macam air dan minyak

Saya sendiri betulnya masih ga yakin kalau Al-Qaeda total bersih dari kelompok takfiri kurang piknik. Mungkin masih nyelip satu dua gelintir kutil di ketiak mereka yang suatu saat bisa jadi akan membesar dan jadi kanker. Maklum, Proses kemoterapi yang dijalankan Al-Qaeda untuk membersihkan sel-sel takfiri dan ghullat serta kaum barbar dari tubuh mereka belum tuntas. Baru beberapa bulan lalu mereka di Suriah menyatakan perang terbuka pada ISIS, Dan masih banyak anggota mereka yang menolak melakukan komando umum tersebut. Tapi secara umum potensi teror jaringan Al-Qaeda terkait bom Jakarta hari ini bisa dikesempingkan banyak-banyak

Akhirnya, Kecurigaan seharusnya hanya ditujukan pada kelompok terakhir : Orang-orang yang pulang dari Suriah dan pro ISIS. Meledakkan diri sendiri, Menembaki warga sipil tanpa ampun, Dan membom polisi adalah aksi-aksi yang dulunya khas jaringan Al-Qaeda. Antum yang simpatisan Al-Qaeda rasah mencak-mencak ra trimo. Sejarah sudah kering ditulis, Kejadian-kejadiannya banyak sekali, Bakal malulah kalau ga mengakui kesalahan diri sendiri dulunya. Tinggal akui saja dan beberkan bukti upaya memperbaiki diri yang sudah dilakukan. Toh saya sendiri ya agak mendukung juga dengan perjuangan Al-Qaeda di Suriah karena insyaAllah banyak kesesuaiannya dengan syariat Islam serta strategi dakwah ala RasulUllah.

Pola kerja macam itu sekarang ini rupanya ditiru ISIS dengan skala dan keberanian yang lebih besar sampai nekat baku tembak siang bolong di tengah keramaian ! Jan kendel tenaannn...! Wani kowe dab !

Cara kerja ISIS yang global dan bersifat teror betulnya udah terbukti gagal dalam menegakkan syariat Islam. Dulu, Al-Qaeda yang jelas-jelas murni gerakannya karena kemarahan pada Amerika dan keinginan menegakkan syariat Islam aja gagal total merebut simpati masyarakat Islam dunia, Lalu bagaimana pula dengan ISIS yang sejak kemunculannya, Banyak disebut oleh tokoh-tokoh Al-Qaeda, Bekerjasama dengan Syi'ah dan partai Ba'ats ?! Apa ga malah memperburuk citra Islam dan Khilafah itu sendiri ? Kalau gitu terus apa tujuan sebenarnya aksi teror di Jakarta hari ini, Atau aksi-aksi teror khas ISIS lainnya di berbagai negara seperti Perancis, Turki dan lain-lain ?

Saya menduga berdasarkan wangsit dan linuwih,
Terlepas dari tujuan umum sebuah teror yaitu menyebarkan ketakutan, Teror Jakarta hanya bermakna dua hal :
1. Menunjukkan eksistensi ISIS (kalau memang terbukti mereka pelakunya) di Indonesia
2. Melampiaskan kemarahan atau pembalasan akan aksi-aksi aparat pada salah satu kelompok separatis di Indonesia

Siapa yang disebut kelompok separatis itu ? Ya mbuh, Kita tunggu tanggal mainnya, Rilis resmi kepolisian atau rilis resmi dari kelompok itu sendiri

==============
Dikutip dari blognya emir wagaring -> Fathi Yazid Attamimi
http://fathiyazidattamimi.blogspot.co.id